Cari Kuliner Khas Tangerang? Mampir ke Hulukali

By Travel Beauty - November 23, 2018



Hulukali, cafe di pinggiran kali Cisadane ini menarik perhatian saya dan teman-teman saat melintasi Cisadane Walk menuju Jembatan Kaca. Biasanya cafe-cafe dan warung makan di pinggir kali Cisadane belum banyak yang kekinian. Tapi Hulukali beda, dari jauh sudah bikin penasaran. Memang kalau main ke Tangerang Kota dan mampir ke kali Cisadane disekelilingnya susah dicari makanan khas Tangerang. Jajanan sih banyak, tapi yang benar-benar khas belum nemu.

Begitu kaki melangkah masuk ke Hulukali, saya dan teman-teman blogger disambut baik oleh mas-mas dan mbak-mbak di Hulukali. Niat awalnya kami cuma pengin ngopi saja sambil menunggu hujan reda diluar. Tapi begitu disodorin menu kami dibuat penasaran dengan nama-nama menu yang beberapa cukup unik seperti Kopi Buaya, Nasi Jagal, dan Laksa Tangerang.

Ada menu lain juga tapi beberapa sudah sering didengar seperti nasi goreng, rice bowl, chicken steak, sate taichan, roti bakar, noodle, juga pasta. Nggak pake lama, keinginan awal cuma ngopi akhirnya penasaran nyobain menu-menu uniknya Hulukali, yups menu khas Tangerang.


Kopi Buaya

Pertama kali dengar nama Kopi Buaya yang terlintas langsung di pikiran saya kok Buaya Darat ya, haha! Soalnya namanya Kopi Buaya, ya nggak mungkin aja buaya di sungai pada ngopi dimari. Biasa kalau kopi tuh embel-embelnya kopi item, kopi susu, dll. Yang pasti belum pernah dengar nama Kopi Buaya.

Kopi Buaya

Teman-teman Travel Beauty pasti pada penasaran seperti apa Kopi Buaya. Yang namanya kopi warna aslinya hitam kan ya? Kalaupun di mix dengan susu ya minimal warnanya agak kecoklatan. Kalau ini beda friends, kopinya warna hijau. Jadi penyajiannya ada gelas besar berisi campuran pandan dan santan plus segelas kecil kopi hitam. Cara minumnya kopi hitam dituang perlahan-lahan kedalam gelas berisi campuran pandan. Unik kan cara minumnya? Rasanya juga enak loh, saya juga susah nih menjelaskan rasanya saking enaknya, mending teman-teman Travel Beauty mampir kesini deh, dijamin nagih.

Oh ya, kenapa Kopi Buaya warnanya hijau dan kenapa diberi nama Kopi Buaya. Jadi begini, menurut pemiliknya dulu sungai Cisadane dipercaya ada buayanya, dan beberapa orang masih percaya kalau masih ada buaya di sungai Cisadane. Begitulah asal-muasal pemberian nama Kopi Buaya. Warna hijaunya sendiri di image kan dari warna buaya itu sendiri.

Laksa Tangerang

Kalau laksa sendiri saya sudah beberapa kali nyobain di beberapa tempat di Tangerang. Tapi saya belum pernah nemu yang rasanya benar-benar spesial. Mungkin memang belum pas di lidah aja. Tampilan laksa umumnya seperti noodle. Bedanya noodle kebanyakan terbuat dari tepung terigu sedangkan laksa terbuat dari tepung beras.

Laksa yang pernah saya coba di beberapa tempat di Tangerang kuahnya tebuat dari santan yang telah diolah dengan campuran bumbu, yang pastinya rasanya gurih. Dalam penyajiannya ditambahkan dengan telur rebus atau bisa request juga kalau mau ditambahkan dengan ayam goreng. 


Laksa ala Hulukali - IDR 23 K
Di Hulukali menu Laksa dikreasikan lagi baik dari segi rasa maupun campuran nya. Sebenarnya yang pesan Laksa itu suami saya, tapi saya beneran dibuat selera begitu melihat tampilannya dan cara penyajiannya. Jadi Laksa di Hulukali nggak pakai kuah banyak seperti laksa lainnya. Ini sih lebih modern sepertinya, karena ada taburan keju, potongan daging, telur mata sapi, dan taburan daun herb. Keren deh cara penyajiannya. 

suami dan laksa

Nggak cuma penyajiannya aja yang keren, rasanya juga warbiasaaak. Jadi makan Laksa nya Hulukali itu kayak makan spagheti. Bukan sok kebarat-baratan sih tapi memang saya suka banget dengan rasanya. Kombinasi keju, bumbu, dan potongan daging nya pas banget. Kalian wajib nyobain friends, beneran deh kalian nggak bakal nemuin Laksa kayak gini di luar sana, cuma ada di Hulukali.


Nasi Jagal

Nasi Jagal. Lima tahun di Tangerang baru kali ini saya nemui yang namanya Nasi Jagal, lah kemana aja ya. Nasi Jagal memang hanya bisa kita temui di TPH (Tempat Pemotongan Hewan) alias penjagalan hewan di Tangerang. Jadi nama Nasi Jagal berasal dari nama penjagalan itu sendiri. Sebenarnya Nasi Jagal penjualnya bukan orang asli Tangerang, melainkan pendatang asal Madura. Tapi di Madura sendiri pun nggak ada yang jual Nasi Jagal.

Nasi Jagal - IDR 23 K
Nasi Jagal aslinya hanya nasi dan lauk berupa potongan daging berbentuk dadu dengan bumbu seperti semur.  Di Hulukali menu Nasi Jagal dikreasikan lagi. Jadi potongan daging dan bumbunya langsung dicampur dengan nasi. Tampilannya sekilas jadi seperti nasi goreng ya, tapi rasanya beneran enak, nggak terlalu gurih seperti nasi goreng. Lagi-lagi menurut saya Nasi Jagal ini recommended banget deh buat teman-teman Travel Beauty coba.


Hulukali Bisnis Kulinernya Anak Muda Kreatif Tangerang

Dari tadi ngomongin Hulukali dan menu-menu andalannya yang Tangerang banget, trus siapa owner nya? Memang kunjungan saya dan teman-teman untuk ngopi di Hulukali momennya pas banget. Saat menikmati menu-menu Hulukali kami dihampiri tiga anak muda yang ternyata pemilik Hulukali. Mereka adalah Iden Fikri, Ilyas Kausar dan Giri Rindra Wardana.

kiri-kanan: Iden - Ilyas - Giri
Mereka bertiga adalah lulusan SMA Negeri 1 Tangerang, sudah berteman sejak SMA hingga sekarang mereka lulus kuliah. Setelah lulus kuliah mereka ingin membangun bisnis bersama di kota kelahiran mereka. Bisnis kuliner lah yang akhirnya menjadi pilihan mereka, dan lahirlah Hulukali.  Ya, Hulukali baru berjalan lebih kurang dua bulan. Sebenarnya ide bisnis kuliner sendiri tercetus sejak tahun 2017, dengan pertimbangan yang matang akhirnya Hulukali lahir akhir Oktober 2018. 

Saya benar-benar dibuat kagum dengan ide tiga anak muda ini. Hadirnya Hulukali sendiri sama dengan menghadirkan kembali kearifan lokal Tangerang. Orang-orang jadi tau kalau Tangerang punya kuliner khas seperti daerah-daerah lain di Indonesia. Pas banget kan, saat ini pemerintah daerah sedang membenahi pinggir sungai Cisadane, mulai di dandani dan dampaknya banyak pengunjung yang mulai melirik pinggir sungai Cisadane menjadi salah satu tujuan wisata. Hadirnya Hulukali menurut saya benar-benar melengkapi kunjungan wisatawan untuk mencari kuliner khasnya Tangerang.


roof top


Hulukali terdiri dari dua lantai. Dari lantai atas atau roof top kalian bisa melihat pinggir sungai Cisadane yang sudah bersolek. Pepohonan hijau dan rindang yang masih dipertahankan di sisi jalan membuat pinggir Cisadane tampak semakin teduh meski siang hari cuaca panas sekalipun. Buat kalian yang suka nongkrong berlama-lama bareng teman, atau meeting dadakan pengin ngomongin kerjaan dengan klien melipir deh ke Hulukali. Ngobrolin bisnis sekaligus ngopi buaya, bukan buaya darat hehe. Pokoknya kalau kalian sudah pernah masuk Hulukali dan merasakan menu-menunya saya yakin begitu keluar kalian pasti bilang Hulukali Mantap Kali.






  • Share:

You Might Also Like

2 komentar

  1. Harus balik lagi nih hahaha tp kapan ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya wajiib..dimana lagi ada tempat yang bisa ngopi buaya kayak gini ya kaan :D

      Hapus